BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan modern kini menuntut segala sesuatu serba instant dan cepat. Baik dalam aktivitas pekerjaan, kehidupan rumah tangga dan makanan sehari-hari. Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi serasa memperpendek jarak dan mempersingkat waktu. Manusia seolah dimanja dalam kehidupan. Oleh karena itu semua, ternyata manusia harus membayar mahal dengan kesehatan. Selain hal tersebut diatas, kebiasaan hidup juga sangat berpengaruh bagi kesehatan tubuh manusia, makanan yang tidak bergizi seimbang, sedikit olahraga dan kurangnya istirahat akan mendukung terjangkit penyakit (Jusuf Misbah, 2006)
Perubahan gaya hidup masyarakat berdampak pula pada perubahan penyakit pada manusia itu sendiri, yang dulunya cenderung pada penyakit infeksi sekarang bergeser pada penyakit vaskuler dan metabolik yakni hipertensi, stroke dan jantung koroner, stroke sendiri merupakan termasuk penyakit serebrovaskuler atau pembuluh darah otak yang ditandai dengan kematian jaringan otak atau infark serebral yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak (Gordon Neil F, 2000)
Menurut Harmani Kalim (2006), stroke merupakan masalah neurologik primer di dunia terutama pada negara-negara berkembang. Tahun 2006 kejadian stroke rata-rata pada infark serebri angka mortalitas sesudah setahun 23% kecuali pada infark lekuner 10%, pada perdarahan intra serebral 62% dan subaraknoid 40%. Pada iskemik serebri yang reversibel akan menjadi stroke iskemik 25% dalam masa 5 tahun. Pada infark serebri angka kematian dalam 30 hari 20%, survival atau angka hidup 65%, dalam 5 tahun 50%, dalam 8 tahun 30% dan dalam 10 tahun 25%.
Angka kejadian stroke di Indonesia meningkat dengan tajam. Bahkan, saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasien stroke terbesar di Asia, karena berbagai sebab selain penyakit degeneratif, terbanyak karena stres ini sangat memprihatinkan mengingat Insan Pasca Stroke atau IPS biasanya merasa rendah diri dan emosinya tidak terkontrol dan selalu ingin diperhatikan. Ada sekitar 30%-40% pasien stroke yang masih dapat sembuh secara sempurna asalkan ditangani dalam jangka waktu 6 jam atau kurang dari itu. Hal ini penting agar pasien tidak mengalami kecacatan. Kalaupun ada gejala sisa seperti jalannya pincang atau berbicaranya pelo, namun gejala sisa ini masih bisa disembuhkan (Sudomo, 2009)
Menurut Jusuf Misbah,(2006), sebagian besar pasien stroke baru datang ke rumah sakit 48-72 jam setelah terjadinya serangan. Tindakan yang perlu dilakukan adalah rehabilitasi. Tindakan rehabilitasi ini penting untuk mengurangi komplikasi akibat stroke dan berupaya mengembalikan keadaan pasien kembali normal seperti sebelum serangan stroke. Upaya rehabilitasi kondisi kesehatan pasien stroke sebaiknya dilakukan secepat mungkin, idealnya dimulai 4-5 hari setelah kondisi pasien stabil. Tiap pasien membutuhkan penanganan yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan pasien. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 6-12 bulan.
ass... saya mahasiswa semester akhir tertarik untuk melakukan penelitian rehabilitasi pasien pasca stroke.. mohon bantuannya.. terima kasih.. =)
ReplyDeleteass... saya mahasiswa semester akhir tertarik untuk melakukan penelitian rehabilitasi pasien pasca stroke.. mohon bantuannya.. terima kasih.. =)
ReplyDelete