Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2011

gambaran pengetahuan keluarga dalam perawatan pasien gangguan jiwa Skizofrenia di URJ Psikiatri

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di Negara maju, modern dan industri keempat masalah kesehatan utama tersebut adalah penyakit degeneratif, kanker, gangguan jiwa, dan kecelakaan. Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung namun beratnya gangguan tersebut dalam arti ketidakmampuan serta identitas secara individu maupun kelompok akan menghambat pembangunan, karena mereka tidak produktif dan tidak efisien (Dadang Hawari, 2001 : ix ). Gangguan jiwa Skizofrenia tidak terjadi dengan sendirinya begitu saja akan tetapi banyak faktor yang menyebabkan terjadinya gejala Skizofrenia . Berbagai penelitian telah banyak dalam teori biologi dan berfokus pada penyebab Skizofrenia yaitu faktor genetik, faktor neurotomi dan neurokimia atau struktur dan fungsi otak serta imunovirologi atau respon tubuh terhadap perjalanan suatu virus (Sheila L Videbec

gambaran pengetahuan keluarga pasien skizofrenia tentang penyakit skizofrenia di URJ Psikiatri

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Skizofrenia salah satu bentuk gangguan jiwa berat, dulu sering dianggap akibat kerasukan roh halus atau ilmu gaib. Akibatnya, pasien sering dikucilkan bahkan dipasung dan diperlakukan tidak manusiawi. Skizofrenia bisa mengenai siapa saja, dari berbagai bangsa, negara, maupun kelompok sosio ekonomi dan budaya. Skizofrenia bisa terjadi karena disebabkan beberapa fase yaitu fase prodromal , fase aktif dan fase residual . Padahal jika diketahui sejak dini dan ditangani dengan baik, gangguan ini bisa diatasi (Kriswandaru, 2006). Pada kenyataannya pasien dengan skizofrenia yang dirawat di rumah sakit jarang dikunjungi oleh keluarganya. Hal ini disebabkan karena keluarga malu ada keluarganya yang menderita penyakit skizofrenia . Padahal, kunjungan keluarga sangat diperlukan oleh pasien skizofrenia guna mempercepat kesembuhan pasien. Dalam keluarga terdapat suatu sistem yang berisi sejumlah relasi yang berfungsi secara unik. Definisi tentang kel

peran keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa yang mengalami kekambuhan di wilayah kerja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Hingga sekarang penanganan penderita gangguan jiwa belumlah memuaskan, hal ini terutama terjadi di negara yang sedang berkembang, disebabkan ketidaktahuan ( ignorancy ) keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa diantaranya adalah masih terdapatnya pandangan yang negative (stigma) dan bahwa gangguan jiwa bukanlah suatu penyakit yang dapat diobati dan disembuhkan. Kedua hal tersebut di atas menyebabkan penderita gangguan jiwa mengalami perlakuan yang diskriminatif dan tidak mendapatkan pertolongan yang memadai. (Dadang Hawari, 2001) Kekambuhan gangguan jiwa psikotik adalah munculnya kembali gejala-gejala psikotik yang nyata. Angka kekambuhan secara positif hubungan dengan beberapa kali masuk rumah sakit, lamanya dan perjalanan penyakit penderita-penderita yang kambuh biasanya sebelum keluar dari rumah sakit mempunyai karakteristik hiperaktif, tidak mau minum obat dan memiliki sedikit keterampilan sosial. (Porkony dkk, dalam Akbar,

ambaran peran keluarga dalam perawatan diri pasien gangguan jiwa dirumah diwilayah kerja Puskesmas

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kesehatan jiwa seseorang dikatakan sakit apabila ia tidak lagi mampu berfungsi secara wajar dalam kehidupannya sehari-hari, dirumah, disekolah, dikampus, ditempat kerja dan lingkungan sosialnya. Seseorang yang mengalami gangguan jiwa akan mengalami ketidakmampuan berfungsi secara optimal dalam kehidupannya sehari-hari (Dadang hawari, 2001). Gangguan jiwa merupakan salah satu dari 4 masalah kesehatan utama dinegara maju, modern dan industri, Keempat masalah kesehatan utama tersebut adalah yaitu penyakit degeneratif, kanker, gangguan jiwa dan kecelakaan. Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung namun beratnya gangguan tersebut dalam arti ketidakmampuan serta identitas secara individu maupun keluarga akan menghambat pertumbuhan karena mereka tidak produktif dan tidak efisien (Dadang hawari, 2001). Perawatan diri atau kebersihan diri merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan

gambaran depresi pasien jantung koroner di URJ Jantung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit yang mungkin termasuk pembunuh manusia yang cukup ganas. Berbagai gangguan pada jantung, baik yang bersifat bawaan maupun didapat merupakan penyakit serius bagi umat manusia (Bisma, 1997 : 88). Jenis penyakit jantung yang menjadi momok salah satunya adalah penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian utama didunia saat ini bersama stroke, tiap 34 detik 1 orang meninggal karena penyakit ini (Siswono, 2000). Hasil penelitian epidemiologi mengemukakan bahwa penduduk yang kejadian penyakit jantung koronernya tinggi ternyata pola makannya cenderung kaya total lemah yaitu lemah jenuh dan kolesterol. Selain itu kegemukan dan kurang gerak atau olahraga sebagai akibat perubahan gaya hidup mempunyai andil dalam peningkatan kadar kolesterol dan kejadian penyakit jantung koroner (Tjokronegoro, 1999 : 160). Prevalensi penyakit kardiovaskuler yang didalamnya termasuk penyakit jant

hubungan antara peran keluarga dalam kepatuhan klien skizofrenia dalam minum obat di URJ Psikiatri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit skizofrenia memang masih kurang populer di kalangan masyarakat awam. Tetapi gangguan jiwa ini sudah mulai mencemaskan karena sampai sekarang penanganannya masih belum memuaskan. Di masa lalu banyak orang menganggap skizofrenia merupakan penyakit yang tidak dapat diobati. Akan tetapi seiring dengan kemajuan dibidang ilmu kedokteran jiwa maka kini anggapan itu berlangsung hilang dan diakui skizofrenia sebenarnya termasuk gangguan kesehatan dan termasuk dalam ilmu kedokteran jiwa (psikiatri) yang penanganannya sesuai dengan terapi kedokteran sebagaimana halnya penyakit fisik lainnya (Dadang Hawari, 2001 : 1). Gangguan jiwa skizofrenia tidak terjadi dengan sendirinya begitu saja. Akan tetapi banyak faktor yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala skizofrenia. Berbagai penelitian telah banyak dilakukan untuk menjelaskan tentang penyebab skizofrenia. Dalam teori biologi menjelaskan penyebab skizofrenia yang berfokus pada faktor genetik, faktor

pengetahuan keluarga tentang tugas perkembangan bayi usia 0-12 bulan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara alamiah setiap individu hidup akan melalui tahapan pertumbuhan dan perkembangan yaitu sejak masa embrio sampai hayatnya mengalami perubahan kearah peningkatan baik secara ukuran maupun kematangan. Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan anak akan bervariasi dari satu anak dengan anak lainnya (Supartini, 2004 : 48). Perkembangan menitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan komplek melalui proses maturasi dan pembelajaran. Perkembangan berhubungan dengan perubahan secara kualitas, diantaranya terjadi peningkatan kapasitas individu untuk berfungsi yang dicapai melalui proses pertumbuhan, pematangan dan pembelajaran (Wong, 2000). Selama periode perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensi dapat berkembang secara optimal. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan ke

gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan dan minuman yang paling sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret Lowson, 2003). Sejak awal kelahirannya sampai bayi berusia 6 bulan, ASI merupakan sumber nutrisi utama bayi. Komposisi ASI sempurna sesuai kebutuhan bayi sehingga walaupun hanya mendapatkan ASI dibeberapa bulan kehidupannya, bayi bisa tumbuh optimal. ASI sangat bermanfaat untuk kekebalan tubuh bayi karena didalamnya terdapat zat yang sangat penting yang sudah terbukti melawan berbagai macam infeksi, seperti ISPA, peradangan telinga, infeksi dalam darah dan sebagainya. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) merupakan makanan lain yang selain ASI. Makanan ini dapat berupa makan yang disiapkan secara khusus atau makanan keluarga yang dimodifikasi (Lilian Juwono: 2003). Pada umur 0-6 bulan, bayi tidak membutuhkan makanan atau minuman selain ASI. Artinya bayi hanya memperoleh susu ibu tanpa tambahan cairan lain,