Skip to main content

gambaran pengetahuan keluarga pasien skizofrenia tentang penyakit skizofrenia di URJ Psikiatri

BAB 1

PENDAHULUAN


  1. Latar Belakang

Skizofrenia salah satu bentuk gangguan jiwa berat, dulu sering dianggap akibat kerasukan roh halus atau ilmu gaib. Akibatnya, pasien sering dikucilkan bahkan dipasung dan diperlakukan tidak manusiawi. Skizofrenia bisa mengenai siapa saja, dari berbagai bangsa, negara, maupun kelompok sosio ekonomi dan budaya. Skizofrenia bisa terjadi karena disebabkan beberapa fase yaitu fase prodromal, fase aktif dan fase residual. Padahal jika diketahui sejak dini dan ditangani dengan baik, gangguan ini bisa diatasi (Kriswandaru, 2006). Pada kenyataannya pasien dengan skizofrenia yang dirawat di rumah sakit jarang dikunjungi oleh keluarganya. Hal ini disebabkan karena keluarga malu ada keluarganya yang menderita penyakit skizofrenia. Padahal, kunjungan keluarga sangat diperlukan oleh pasien skizofrenia guna mempercepat kesembuhan pasien.

Dalam keluarga terdapat suatu sistem yang berisi sejumlah relasi yang berfungsi secara unik. Definisi tentang keluarga tersebut menegaskan bahwa hakikat dari keluarga adalah relasi yang terjalin antara individu yang merupakan komponen dalam keluarganya. Setiap anggota keluarga berhubungan satu sama lain. Dalam relasi yang saling terkait ini, dapat dipahami bahwa bila sesuatu menimpa atau dialami oleh salah satu anggota keluarga dampaknya akan mengenai seluruh anggota keluarga yang lain (Iman Setiadi Arif, 2006).

Semakin dekat hubungan keluarga biologis, semakin tinggi resiko terkena skizofrenia. Beban dan penderitaan keluarga serta kurangnya pengetahuan menghadapi gejala yang berdampak negatif pada pasien. Seorang pasien skizofrenia seringkali tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari keluarga. Padahal, dukungan dari keluarga merupakan faktor penting yang dapat membantu kesembuhan seorang skizofrenia. Untuk itulah, maka diperlukan penyesuaian diri yang baik dan penerimaan dari pihak keluarga akan keadaan dari pasien skizofrenia.

Prevalensi pasien skizofrenia di Indonesia adalah 0,3–1 persen dan biasanya timbul pada usia sekitar 18–45 tahun, namun ada juga yang baru berusia 11–12 tahun sudah menderita skizofrenia. Apabila penduduk Indonesia sekitar 200 juta jiwa, maka diperkirakan sekitar 2 juta jiwa menderita skizofrenia. Skizofrenia adalah gangguan mental yang cukup luas dialami di Indonesia, dimana sekitar 99% pasien di RS Jiwa di Indonesia adalah pasien skizofrenia. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan .............. pada tahun 2008 pasien yang mengalami gangguan jiwa di Kabupaten .............. ditemukan sebanyak 430 pasien.

Berdasarkan data di URJ Psikiatri RSD Dr. Soegiri .............. pada bulan Desember 2008 sampai dengan Januari 2009 terdapat 32 kasus skizofrenia yang rawat jalan. Survey awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 9 Februari 2009 dari 10 keluarga pasien skizofrenia yang rawat jalan diperoleh hasil 8 keluarga pasien skizofrenia yang kurang memahami tentang pasien skizofrenia sedangkan 2 keluarga pasien yang mengerti tentang pasien skizofrenia. Dari data diatas, masalah yang timbul adalah masih banyaknya keluarga pasien yang kurang mengetahui tentang penyakit skizofrenia.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kurangnya pengetahuan keluarga pasien tentang penyakit skozifrenia yaitu : faktor pendidikan, usia, informasi dan kebudayaan.

Pendidikan merupakan segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Soekidjo Notoatmodjo, 2003). Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi kemungkinan pandangannya lebih luas, dan juga mempengaruhi terhadap keluarga pasien skizofrenia lebih memahami tentang penyakit skizofrenia. Begitu pula jika seseorang tidak mengenyam pendidikan kemungkinan kurang mengetahui tentang penyakit skizofrenia.

Usia merupakan umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan logis (Nursalam dan Pariani, 2001). Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang lebih dipercaya dari orang yang belum cukup tinggi dewasanya. Sebaliknya, semakin tua umur seseorang makin konstruktif dalam menggunakan koping atau pertahanan terhadap masalah yang dihadapi.

Informasi merupakan kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima baik melalui seseorang, media massa maupun elektronik (Andri Kristanto, 2003). Pengetahuan keluarga pasien yang makin tinggi memudahkan keluarga pasien tersebut menerima informasi dari orang lain maupun media massa. Sebaliknya, pengetahuan keluarga pasien yang kurang mengakibatkan kesulitan dalam menerima informasi dari orang lain maupun media massa. Informasi tentang skizofrenia yang didapatkan keluarga pasien skizofrenia dari media massa menyebabkan keluarga pasien skizofrenia mengerti tentang penyakitnya. Dengan demikian, diperlukan adanya informasi yang adekuat kepada keluarga pasien skizofrenia sehingga keluarga dapat mengawasi keteraturan minum obat serta kontrol secara rutin.

Kebudayaan yang berlaku di suatu wilayah secara tidak langsung akan memberikan pengaruh yang besar kepada seseorang dalam memperoleh pengetahuan (Arimurti, 2002). Biasanya masyarakat yang memegang teguh adat dan budayanya cenderung lebih susah untuk memperoleh pengetahuan sebaliknya masyarakat yang mempunyai kultur budaya terbuka lebih mudah untuk memperoleh pengetahuan.

Salah satu upaya mengatasi dampak dari kurangnya pengetahuan pada keluarga pasien skizofrenia, petugas harus memberikan informasi dalam bentuk penyuluhan secara berkala tiap kontrol agar keluarga pasien skizofrenia dapat mengidentifikasi tanda dan gejala penyakit skizofrenia sehingga keluarga pasien skizofrenia dapat mengantisipasi penyakit skizofrenia dengan tujuan tidak sampai tahap lebih lanjut. Karena banyak faktor yang mempengaruhi masalah diatas, maka peneliti membatasi hanya pada gambaran pengetahuan keluarga pasien skizofrenia tentang penyakit skizofrenia di URJ Psikiatri RSD Dr. Soegiri ...............

  1. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian adalah ”Bagaimana gambaran pengetahuan keluarga pasien skizofrenia tentang penyakit skizofrenia di URJ Psikiatri RSD Dr. Soegiri ..............?”


  1. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pengetahuan keluarga pasien skizofrenia tentang penyakit skizofrenia di URJ Psikiatri RSD Dr. Soegiri ...............

    1. Tujuan Khusus

  1. Mengidentifikasi pengertian penyakit skizofrenia di URJ Psikiatri RSD
    Dr. Soegiri ...............

  2. Mengidentifikasi penyebab penyakit skizofrenia di URJ Psikiatri RSD
    Dr. Soegiri ...............

  3. Mengidentifikasi tanda dan gejala penyakit skizofrenia di URJ Psikiatri RSD Dr. Soegiri ...............

  4. Mengidentifikasi penatalaksanaan keperawatan pasien penyakit skizofrenia di URJ Psikiatri RSD Dr. Soegiri ...............


  1. Manfaat Penelitian

    1. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan sekaligus sebagai ilmu pengetahuan bagi perkembangan ilmu keperawatan yang dapat disosialisasikan di kalangan institusi keperawatan dan dapat diaplikasikan di kalangan institusi.

    1. Bagi profesi keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi profesi dalam mengembangkan perencanaan keperawatan yang akan dilakukan pada keluarga pasien skizofrenia.

    1. Bagi peneliti yang akan datang

Hasil penelitian dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kesehatan khususnya ilmu keperawatan untuk dapat diteliti lebih lanjut.

Comments

Popular posts from this blog

Hubungan antara peran keluarga dan tingkat kecemasan Ibu hamil untuk melakukan hubungan sexual selama kehamilan trimester III

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada manusia sexualitas dapat dipandang sebagai pencetus dari hubungan antara individu, dimana daya tarik rohaniah dan badaniah atau psikofisik menjadi dasar kehidupan bersama antara 2 insan manusia (Hanifa Wiknjosastro, 1999:589). Menurut A. Maslow dikutip oleh Soekidjo Notoatmodjo (2003:500, mengemukakan bahwa kebutuhan manusia terdiri dari 5 tingkat, yaitu kebutuhan fisik, keamanan, pengalaman dari orang lain, harga diri dan perwujudan diri. Maslow juga mengungkapkan bahwa kebutuhan manusia yang paling dasar harus terpenuhi dahulu sebelum seseorang mampu mencapai kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya. Salah satu dari kebutuhan fisik atau kebutuhan yang paling dasar tersebut adalah sexual. Kebutuhan sexual juga harus diperhatikan bagaimana cara pemenuhannya seperti halnya dengan kebutuhan fisik lainnya, meskipun seseorang dalam keadaan hamil. 1 Walaupun sebenarnya sexual ...

gambaran pengetahuan keluarga dalam perawatan pasien gangguan jiwa Skizofrenia di URJ Psikiatri

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di Negara maju, modern dan industri keempat masalah kesehatan utama tersebut adalah penyakit degeneratif, kanker, gangguan jiwa, dan kecelakaan. Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung namun beratnya gangguan tersebut dalam arti ketidakmampuan serta identitas secara individu maupun kelompok akan menghambat pembangunan, karena mereka tidak produktif dan tidak efisien (Dadang Hawari, 2001 : ix ). Gangguan jiwa Skizofrenia tidak terjadi dengan sendirinya begitu saja akan tetapi banyak faktor yang menyebabkan terjadinya gejala Skizofrenia . Berbagai penelitian telah banyak dalam teori biologi dan berfokus pada penyebab Skizofrenia yaitu faktor genetik, faktor neurotomi dan neurokimia atau struktur dan fungsi otak serta imunovirologi atau respon tubuh terhadap perjalanan suatu virus (Sheila L Videbec...

hubungan pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi usia 0-6 bulan di Desa Menganti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak, mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh. Selain itu kebutuhan nutrisi juga dapat membantu dalam aktifitas sehari- hari karena nutrisi juga sebagai sumber tenaga yamg dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh, dan juga sebagai sumber zat pembangun dan pengatur dalam tubuh (A. Aziz Alimul Hidayat, 2005 ; 87) . Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh, termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan usia sekitar enam bulan. Pemberian ASI tanpa pemberian makanan lain selama enam bulan disebut dengan menyusui secara eksklusif (Arif...