Skip to main content

gambaran depresi pasien jantung koroner di URJ Jantung

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit yang mungkin termasuk pembunuh manusia yang cukup ganas. Berbagai gangguan pada jantung, baik yang bersifat bawaan maupun didapat merupakan penyakit serius bagi umat manusia (Bisma, 1997 : 88). Jenis penyakit jantung yang menjadi momok salah satunya adalah penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian utama didunia saat ini bersama stroke, tiap 34 detik 1 orang meninggal karena penyakit ini (Siswono, 2000).
Hasil penelitian epidemiologi mengemukakan bahwa penduduk yang kejadian penyakit jantung koronernya tinggi ternyata pola makannya cenderung kaya total lemah yaitu lemah jenuh dan kolesterol. Selain itu kegemukan dan kurang gerak atau olahraga sebagai akibat perubahan gaya hidup mempunyai andil dalam peningkatan kadar kolesterol dan kejadian penyakit jantung koroner (Tjokronegoro, 1999 : 160).
Prevalensi penyakit kardiovaskuler yang didalamnya termasuk penyakit jantung koroner menempati urutan pertama penyebab seluruh kematian di Indonesia. Pada Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) prevalensi penyakit jantung koroner tahun 1995 yaitu 15%, tahun 2001 meningkat menjadi 18,5%. Sedangkan hasil SUKERNAS tahun 2003 prevalensi penyakit jantung koroner menunjukkan angka 26,4% (Siswono, 2005). Catatan di rekam medis RSD Dr. Soegiri ................. jumlah pasien jantung koroner tahun 2005 191 pasien (10,20%) dari total 1.088 kunjungan pasien di URJ Jantung, tahun 2006 sebanyak 128 pasien (10,87%) dari total kunjungan 1.177 pasien di URJ Jantung dan tahun 2007 sampai dengan bulan Agustus sebanyak 102 pasien (15,11%) dari total kunjungan 675 pasien di URJ Jantung. Hasil survei awal yang dilakukan pada 6 pasien jantung koroner didapatkan 4 orang (66,6%) mengalami depresi dan 2 orang (33,4%) tidak mengalami depresi.
Salah dampak psikologis bila pasien didiagnosa menderita penyakit jantung koroner kemungkinan akan mengakibatkan suatu kecemasan yang mendalam sampai terjadi depresi. Menurut Dadang Hawari (1997 : 56) depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang sering terjadi pada pasien-pasien yang terdiagnosa penyakit terminal seperti penyakit jantung koroner dan kanker. Apabila seseorang mengalami depresi maka akan berdampak pada produktifitas kerja menurun dan juga merupakan penyebab utama tindakan bunuh diri.
Depresi bisa disebabkan kombinasi beberapa faktor seperti faktor keturunan, faktor perkembangan, faktor psikologis misalnya kesedihan yang mendalam dan stress, yang menjadi satu sehingga menimbulkan depresi. Hal yang sama diungkapkan oleh Sjamsuhidayat (1997 : 157) bahwa berbagai penyakit kronis yaitu kanker, jantung dan penyakit terminal lainnya merupakan penyebab terjadinya depresi.
Untuk mengatasi keadaan tersebut diatas, maka peran perawat atau petugas kesehatan amatlah penting yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit jantung koroner, terapi dan pencegahan-pencegahan yang harus dilakukan untuk mengurangi kekambuhan serta informasi yang adekuat baik secara lahiriyah dan batiniyah sehingga pasien mampu mengatasi masalah yang terjadi sehingga tidak mengalami depresi.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka peneliti merumuskan pertanyaan masalah sebagai berikut :
Bagaimana gejala depresi pasien jantung koroner di URJ Jantung RSD Dr. Soegiri ................. ?
Bagaimana tingkat depresi pasien jantung koroner di URJ Jantung RSD Dr. Soegiri ................. ?

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran depresi pasien jantung koroner di URJ Jantung RSD Dr. Soegiri .................
1.3.2 Tujuan Khusus
Mengidentifikasi gejala depresi pasien jantung koroner di URJ Jantung RSD Dr. Soegiri ................. berdasarkan skala BDI (Beck Depresion Inventory)
Bagaimana tingkat depresi pasien jantung koroner di URJ Jantung RSD Dr. Soegiri ................. berdasarkan skala BDI (Beck Depresion Inventory)


1.4 Manfaat Penelitian
Bagi Peneliti
Dapat digunakan sebagai tambahan dan masukan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan tentang depresi pada pasien jantung koroner.
Bagi Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar acuan perawatan pasien jantung koroner.

1.5 Batasan Penelitian
Dari beberapa faktor yang menyebabkan depresi pada pasien penyakit jantung koroner, peneliti hanya membatasi pada gambaran depresi pasien jantung koroner.

Comments

Popular posts from this blog

Hubungan antara peran keluarga dan tingkat kecemasan Ibu hamil untuk melakukan hubungan sexual selama kehamilan trimester III

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada manusia sexualitas dapat dipandang sebagai pencetus dari hubungan antara individu, dimana daya tarik rohaniah dan badaniah atau psikofisik menjadi dasar kehidupan bersama antara 2 insan manusia (Hanifa Wiknjosastro, 1999:589). Menurut A. Maslow dikutip oleh Soekidjo Notoatmodjo (2003:500, mengemukakan bahwa kebutuhan manusia terdiri dari 5 tingkat, yaitu kebutuhan fisik, keamanan, pengalaman dari orang lain, harga diri dan perwujudan diri. Maslow juga mengungkapkan bahwa kebutuhan manusia yang paling dasar harus terpenuhi dahulu sebelum seseorang mampu mencapai kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya. Salah satu dari kebutuhan fisik atau kebutuhan yang paling dasar tersebut adalah sexual. Kebutuhan sexual juga harus diperhatikan bagaimana cara pemenuhannya seperti halnya dengan kebutuhan fisik lainnya, meskipun seseorang dalam keadaan hamil. 1 Walaupun sebenarnya sexual

gambaran pengetahuan keluarga dalam perawatan pasien gangguan jiwa Skizofrenia di URJ Psikiatri

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di Negara maju, modern dan industri keempat masalah kesehatan utama tersebut adalah penyakit degeneratif, kanker, gangguan jiwa, dan kecelakaan. Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung namun beratnya gangguan tersebut dalam arti ketidakmampuan serta identitas secara individu maupun kelompok akan menghambat pembangunan, karena mereka tidak produktif dan tidak efisien (Dadang Hawari, 2001 : ix ). Gangguan jiwa Skizofrenia tidak terjadi dengan sendirinya begitu saja akan tetapi banyak faktor yang menyebabkan terjadinya gejala Skizofrenia . Berbagai penelitian telah banyak dalam teori biologi dan berfokus pada penyebab Skizofrenia yaitu faktor genetik, faktor neurotomi dan neurokimia atau struktur dan fungsi otak serta imunovirologi atau respon tubuh terhadap perjalanan suatu virus (Sheila L Videbec

gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan dan minuman yang paling sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret Lowson, 2003). Sejak awal kelahirannya sampai bayi berusia 6 bulan, ASI merupakan sumber nutrisi utama bayi. Komposisi ASI sempurna sesuai kebutuhan bayi sehingga walaupun hanya mendapatkan ASI dibeberapa bulan kehidupannya, bayi bisa tumbuh optimal. ASI sangat bermanfaat untuk kekebalan tubuh bayi karena didalamnya terdapat zat yang sangat penting yang sudah terbukti melawan berbagai macam infeksi, seperti ISPA, peradangan telinga, infeksi dalam darah dan sebagainya. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) merupakan makanan lain yang selain ASI. Makanan ini dapat berupa makan yang disiapkan secara khusus atau makanan keluarga yang dimodifikasi (Lilian Juwono: 2003). Pada umur 0-6 bulan, bayi tidak membutuhkan makanan atau minuman selain ASI. Artinya bayi hanya memperoleh susu ibu tanpa tambahan cairan lain,