Skip to main content

HUBUNGAN POLA NUTRISI DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMSI PADA IBU HAMIL DI IRJ POLI HAMIL DAN KANDUNGAN

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Nutrisi adalah zat yang terkandung dalam makanan yang berguna dalam tubuh. Nutrisi mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu kehidupan manusia khususnya bagi ibu hamil, pada masa kehamilan. kebutuhan nutrisi meningkat kurang lebih 15% untuk pertumbuhan janin, payudara dan memproduksi sel darah merah. Bila nutrisi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan, dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan nutrisi ibu sebelum dan selama hamil .( Kardjati, 1999)

1

Makanan yang bernutrisi tinggi sangatlah diperlukan untuk kebutuhan ibu hamil dan janinnya, makanan yang di makan ibu hamil harus cukup mengandung sumber energi, karbohidrat, lemak dan protein. Banyak orang berpendapat bahwa ibu hamil sama dengan “ makan untuk dua orang ” pendapat ini sebagian besar sudah tidak dipercaya lagi minimal dalam hal kuantitas, namun kualitas dalam makanan yang dimakan selama hamil perlu mendapat perhatian khusus untuk meningkatkan kesehatan yang optimal. Ibu hamil membutuhkan energi kalori yang lebih dari pada ibu yang tidak hamil. Penambahan ekstra kalori untuk ibu hamil tri-semester satu 150-200 kal/hari, tri-semester dua 250-350 kal/hari, tri-semester tiga 400 kal/hari dan jumlah cairan yang dibutuhkan minimal 1500 ml/hari. Ibu hamil memerlukan makan yang mempunyai kelengkapan gizi hal ini penting terutama pada kehamilan berusia 20 minggu, pada masa ini sebaiknya ibu hamil tidak mengkonsumsi nutrisi yang tinggi natrium dan rendah protein karena dapat menyebabkan gangguan kehamilan seperti pre-eklamsi. ( Almadsier, 2004 )

Dampak dari gangguan pola nutrisi selama kehamilan bisa berakibat dengan semakin meningkatnya angka kejadian pre-eklamsi yang di tandai dengan banyaknya ibu hamil dengan gejala tekanan darah tinggi, kelebihan kadar protein dalam urin, edema kaki, pengelihatan kabur , sesak nafas dan bisa berakibat fatal seperti menurunya kesadaran dan kejang hal ini paling sering terjadi pada ibu berusia tri-semester dua.

Di indonesia pre-eklamsi merupakan penyebab kematian ibu. Angka kematian ibu ( AKI ) berkisar 1,5%-2,5% sedangkan kematian bayi antara 45%-50% penyebab kematian ibu akibat pre-eklamsi adalah perdarahan otak, payah jantung, payah ginjal, dan aspirasi cairan lambung, sedangkan penyabab kematian bayi adalah asfeksia dan intra uteri.(Manuba, 1998 )

Data dari dinas kesehatan kabupaten ............... pada tahun 2009 menyebutkan angka kematian ibu (AKI) dengan pre-eklamsi seluruhnya 18.633 jiwa, angka tersebut mengalami kenaikan di banding pada tahun 2008, yakni 18.072 jiwa.

Berdasarkan survey awal pada tanggal 15 februari 2009 di poli hamil dan kandungan RSUD Dr. ............... di dapatkan dari data Medical Record pada tahun 2008 sebanyak 298 pasien, diketahui jumlah pasien baru sebanyak 210 atau 90,46% dan terdapat 88 atau 29,53% pasien lama yang menderita pre-eklamsi.

Faktor yang sering mempengaruhi kejadian pre-eklamsi pada ibu hamil adalah genetik, pengetahuan, antenatal care (ANC), peran petugas kesehatan, peran keluarga dan gaya hidup.

Genetik merupakan pewarisan watak dari induk keturunannya secara biologis melalui gen atau melalui sosial gelar atau status sosial (Scrathack, 2009) Ibu yang mempunyai riwayat kehamilan dengan pre-eklamsi dan eklamsia adalah penyakit keluarga DM dan Hipertensi dapat diwariskan maka setiap pemeriksaan lanjutan diperlukan data tentang riwayat penyakit keluarga yang menurun.

Pengetahuan adalah segala informasi yang diperoleh dari proses belajar sehingga timbul pengertian, pemahaman dan penguasaan informasi yang di dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang diatasi (Depkes RI, 2000). Dengan demikian orang akan memperoleh pengetahuan yang banyak. Adalah mereka yang banyak mendengar, melihat , meraba dari bentuk apa saja yang ada disekitarnya termasuk ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan kejadian pre-eklamsi. Sebaiknya siapa yang tidak tidak mendapat atau tidak mampu memanfaatkan indranya maka dapat dipastikan mereka tidak akan memperoleh pengetahuan. Semakin luas pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi maka akan mengetahui bahaya dari pre-eklamsi sebaliknya semakin sempit pengetahuan ibu tentang nutrisi maka ibu tidak mengetahui bahaya dari pre-eklamsi.

Antenatal care adalah salah satu bentuk pelayanan menurunkan resiko yang terjadi pada kehamilan yang membahayakan hidup ibu dan banyinya (www.compas.com, 2009). pentingnya pemeriksaan Antenatal harus dipahami setiap keluarga yang ingin punya anak. Sebab, jika wanita hamil tidak melakukan pemeriksaan kehamilan akan berakibat tidak baik bagi ibu dan bayi. Adanya kelainan fisik atau psikologi harus ditemukan dini dan diobati. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat pula fisik dan mental.
Pemeriksaan kehamilan harus dilakukan teratur, maka makin tua kehamilannya makin cepat pemeriksaan harus diulang. Keuntungannya adalah bahwa kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut dapat diketahui dan segera dapat diatasi sebelum berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan tersebut. Pelayanan antenatal merupakan faktor yang digunakan untuk menurunkan resiko pre-eklamsi misalnya strategi untuk pengurangan konsumsi garam dan rendah protein apabila tidak ada suatu pelayanan tersebut maka resiko pre-eklamsi akan semakin tinggi.

Peran petugas kesehatan adalah Suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan (Notoatmodjo S, 2003). Bila petugas kesehatan sebagai pendidik tidak mampu menjalankan perannya maka pengetahuan ibu akan terbatas terlebih lagi bila ibu hamil tidak memperoleh penyuluhan tentang pre-eklamsi sehingga bila petugas kesehatan tidak berperan aktif maka akan mempengaruhi kemampuan ibu dalam pengembangan pengetahuan terutama tentang pre-eklamsi. Dengan adanya peran petugas kesehatan misalnya dalam bentuk penyuluhan tentang pola nutrisi yang dikosumsi sehingga dapat mencegah hal yang merugikan bagi ibu dan janin.

Peran keluarga merupakan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu (Nasrul Effendy, 1998). Setiap individu mempunyai suatu posisi atau status dalam struktur keluarga, dan secara kultural dan sosial berperan dalam interaksi dalam kelompok keluarga keluarga merupakan salah satu pendorong agar para ibu hamil dapat menghindari resiko dalam kehamilan apabila dalam keluarga tidak ada peran yang berfungsi maka kemudian akan berdampak buruk bagi ibu hamil.

Gaya hidup adalah prilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktifitas dan minat berkaitan dengan citra diri bentuk merefleksikan status sosialnya, biasanya dipakai seseorang dalam bertingkah laku tertentu (Maksun, 2009) kebiasaan seseorang dalam berperilaku atau bertindak membentuk suatu perilaku buruk atau baik sehingga dapat mempengaruhi kebiasaan yang tanpa disadari oarang tersebut. Kebiasaan mengkonsumsi makanan rendah lemak dan tinggi garam dapat mengakibatkan pre-eklamsi sering terjadi pada saat hamil sebaliknya kabiasaan nutrisi yang adekuat dapat menghindarkan ibu dari gangguan pre-eklamsi.

Mengetahui dari beberapa faktor diatas, nutrisi sangatlah penting bagi ibu hamil, nutrisi yang dibatasi akan berdampak pada gangguan selama kehamilan Dengan memberikan penyuluhan kesehatan tentang pentingnya nutrisi selama masa kehamilan sangatlah diperlukan.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian merumuskan pertanyaan masalah:

1.2.1 Bagaimana pola nutrisi pada ibu hamil ?

1.2.2 Bagimana kejadian pre-eklamsi pada ibu hamil ?

1.2.3 Bagaimana hubungan antara pola nutrisi dengan kejadian pre-eklamsi pada ibu hamil ?

1.3 Tujuan penelitian.

1.3.1 Tujuan umum.

Menganalisa hubungan pola nutrisi pada ibu hamil dengan kejadian

pre-eklamsi.

1.3.2 Tujuan khusus.

1.3.2.1 Mengidentifikasi pola nutrisi pada ibu hamil.

1.3.2.2 Mengidentifikasi kejadian pre-eklamsi pada ibu hamil.

1.3.2.3 Mengidentifikasi pola nutrisi dengan kejadian pre-eklamsi pada ibu hamil.

1.4 Manfaat penelitian.

1.4.1 Bagi profesi keperawatan.

Diharapkan penelitian ini memberikan masukan bagi profesi bagi perencanaan asuhan keperawatan dalam pemberian penyuluhan tentang pentingnya mengatur pola nutrisi selama masa kehamilan.

1.4.2 Bagi peneliti yang akan datang.

Diharapkan hasil penelitian ini dapat di jadikan data awal untuk pengetahuan khususnya bagi ilmu keperawatan maternitas.

1.4.3 Bagi institusi kesehatan.

Wawasan bagi pelayanan kesehatan untuk memberikan health education tentang pentingnya nutrisi bagi ibu hamil.

Comments

Popular posts from this blog

Hubungan antara peran keluarga dan tingkat kecemasan Ibu hamil untuk melakukan hubungan sexual selama kehamilan trimester III

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada manusia sexualitas dapat dipandang sebagai pencetus dari hubungan antara individu, dimana daya tarik rohaniah dan badaniah atau psikofisik menjadi dasar kehidupan bersama antara 2 insan manusia (Hanifa Wiknjosastro, 1999:589). Menurut A. Maslow dikutip oleh Soekidjo Notoatmodjo (2003:500, mengemukakan bahwa kebutuhan manusia terdiri dari 5 tingkat, yaitu kebutuhan fisik, keamanan, pengalaman dari orang lain, harga diri dan perwujudan diri. Maslow juga mengungkapkan bahwa kebutuhan manusia yang paling dasar harus terpenuhi dahulu sebelum seseorang mampu mencapai kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya. Salah satu dari kebutuhan fisik atau kebutuhan yang paling dasar tersebut adalah sexual. Kebutuhan sexual juga harus diperhatikan bagaimana cara pemenuhannya seperti halnya dengan kebutuhan fisik lainnya, meskipun seseorang dalam keadaan hamil. 1 Walaupun sebenarnya sexual

gambaran pengetahuan keluarga dalam perawatan pasien gangguan jiwa Skizofrenia di URJ Psikiatri

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di Negara maju, modern dan industri keempat masalah kesehatan utama tersebut adalah penyakit degeneratif, kanker, gangguan jiwa, dan kecelakaan. Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung namun beratnya gangguan tersebut dalam arti ketidakmampuan serta identitas secara individu maupun kelompok akan menghambat pembangunan, karena mereka tidak produktif dan tidak efisien (Dadang Hawari, 2001 : ix ). Gangguan jiwa Skizofrenia tidak terjadi dengan sendirinya begitu saja akan tetapi banyak faktor yang menyebabkan terjadinya gejala Skizofrenia . Berbagai penelitian telah banyak dalam teori biologi dan berfokus pada penyebab Skizofrenia yaitu faktor genetik, faktor neurotomi dan neurokimia atau struktur dan fungsi otak serta imunovirologi atau respon tubuh terhadap perjalanan suatu virus (Sheila L Videbec

gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan dan minuman yang paling sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret Lowson, 2003). Sejak awal kelahirannya sampai bayi berusia 6 bulan, ASI merupakan sumber nutrisi utama bayi. Komposisi ASI sempurna sesuai kebutuhan bayi sehingga walaupun hanya mendapatkan ASI dibeberapa bulan kehidupannya, bayi bisa tumbuh optimal. ASI sangat bermanfaat untuk kekebalan tubuh bayi karena didalamnya terdapat zat yang sangat penting yang sudah terbukti melawan berbagai macam infeksi, seperti ISPA, peradangan telinga, infeksi dalam darah dan sebagainya. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) merupakan makanan lain yang selain ASI. Makanan ini dapat berupa makan yang disiapkan secara khusus atau makanan keluarga yang dimodifikasi (Lilian Juwono: 2003). Pada umur 0-6 bulan, bayi tidak membutuhkan makanan atau minuman selain ASI. Artinya bayi hanya memperoleh susu ibu tanpa tambahan cairan lain,