Skip to main content

pengetahuan tentang pergaulan bebas pada Orang Tua Yang Memiliki Anak Remaja

BAB 1

PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

Kecemasan merupakan suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui (internal, samara-samar, konfliktual ) dan gejala yang ditimbulkan cenderung bervariasi dari setiap orang ( Kaplan, 1997 ) Pada kehidupan sehari-hari kecemasan dapat terjadi pada semua orang, dan kecemasan yang di alami seseorang berbeda sesuai penyebab dan mekanisme koping yang dimiliki.

Kecemasan dapat terjadi pada orang tua yang mempunyai anak remaja. Dimasa sekarang banyak orang tua yang mencemaskan anak remajanya, melihat perkembangan dunia remaja yang memprihatinkan, misalnya pergaulan bebas, narkoba, dunia malam remaja dan lainnya yang menyebabkan orang tua khawatir kalau anaknya terjerumus atau melakukan hal yang sama.

Hasil survey awal yang dilakukan peneliti di Kelurahan Tumenggungan Kecamatan ............... Pada tanggal 09 Februari 2010. Didapatkan 10 orang tua yang mempunyai anak remaja 9 orang tua atau 90% Menunjukkan tanda - tanda cemas dan 1 0rang Tua atau 10% tidak Menunjukkan tanda - tanda kecemasan. Dari hal tersebut maka masalah penelitian adalah adanya kecemasan orang tua yang mempunyai anak remaja terhadap pergaulan bebas. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah adanya kecemasan orang tua yang mempunyai anak remaja terhadap pergaulan bebas, diantaranya: lingkungan, sosial ekonomi, pendidikan, informasi dan pengetahuan.


Lingkungan merupakan situasi atau kondisi interaksi sosial dan sosiokultural yang secara potensial berpengaruh terhadap perkembangan fitrah beragama atau kesadaran beragama individu. Karena dari sinilah kepribadian individu dapat terbentuk, dan remaja dapat menentukan mana lingkungan yang baik sebagai tempat bergaul atau bersosialisasi dengan masyarakat, sehingga remaja mempunyai pegangan agar tidak terbawa arus kedalam pergaulan bebas

( syamsul yusuf, 2009 ).

Sosial ekonomi merupakan hal yang paling sering dilihat hubungannya dengan fenomena dan peningkatan kejadian dari suatu penyakit sosial ekonomi ( Soekidjo Notoatmojo,2003 ) Karena kebanyakan orang tua kelas bawah atau pekerja cenderung sangat menekankan kepatuhan dan memberikan tekanan dalam mendidik anaknya agar menjadi remaja yang baik dan tidak salah dalam pergaulan

Pendidikan didefinisikan sebagai sagala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok maupun masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Soekidjo Notoatmojo, 2003) Pendidikan sangat berpengaruh dalam perkembangan remaja, karena dari sinilah remaja mendapatkan pendidikan tentang sebab dan akibat yang diterima dari pergaulan yang bebas yang akan dilakukan.

Informasi merupakan kumpulan data yang diolah menjadi suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima (Andi Kristanto, 2008) Informasi yang salah dapat membuat remaja mendapat pengertian yang salah pula tentang pengertian pergaulan bebas, serta sebab dan apa akibat yang akan diterima apabila ikut dalam pergaulan bebas tersebut.


Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah yang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Soekidjo Notoatmojo, 2003). Ketidaktahuan orang tua akan pergaulan bebas membuat oramg tua semakin cemas dan mengkhawatirkan anaknya, pengetahuan yang kurang akan pergaulan bebas juga akan membuat remaja mudah terpengaruh oleh pergaulan bebas.

Dampak Semakin tingginya pergaulan bebas di era industrialisasi yang sudah mengglobal serta arus modernisasi sangat berpengaruh besar terhadap pergaulan bebas dengan lain jenis, baik di perkotaan maupun di pedesaan. ada sebagian mereka beranggapan, kalau tidak bergaul dengan selain jenis maka di nilai ketinggalan zaman. Inilah salah satu dampak pergaulan bebas.

Peranan orang tua dan sekolah menjadi sangat penting sebab remaja ini belum siap untuk bermasyarakat. Bimbingan orang tua dan guru amat dibutuhkan agar remaja tidak salah arah, karena di masyarakt banyak pengaruh negatif yang bisa menyengsarakan masa depan remaja. Akan tetapi, konflik antara remaja dengan orang tua dan guru pasti terjadi, sebab para pendidik ini kurang dapat menyesuaikan diri terhadap remaja (sofyan s. willis. 2008) Karena banyaknya faktor yang melatarbelakangi terjadinya masalah, maka peneliti membatasi pada pengetahuan tentang pergaulan bebas pada orang tua yang memiliki anak remaja.

    1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah

Bagaimana pengetahuan tentang pergaulan bebas pada Orang Tua Yang Memiliki Anak Remaja di Kelurahan Tumenggungan Kecamatan Tumenggungan Kabupaten ..............”.

    1. Tujuan Penelitian

Mengidentifikasi pengetahuan Orang Tua Tentang Pergaulan bebas pada Anak Remaja di desa Tumenggungan kecamatan ...............


    1. Manfaat Penelitian

      1. Manfaat Teoritis

        1. Bagi Profesi Keperawatan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi masukan bagi profesi keperawatan dalam mengembangkan perencanaan yang akan dilakukan tentang kecemasan.

        1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan sekaligus sebagai ilmu pengetahuan bagi perkembangan ilmu keperawatan yang dapat disosialisasikan dikalangan institusi dan dapat di aplikasikan dikalangan institusi.

        1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan menambah pengetahuan sebagai sarana untuk melatih diri melakukan penelitian, serta menerapkan ilmu-ilmu yang telah diperoleh.

      1. Manfaat Praktis

        1. Bagi Institusi atau Instansi Lain

Informasi ini dapat berguna dan memberi informasi atau gambaran bagi masyarakat yang bersangkutan.

Comments

Popular posts from this blog

Hubungan antara peran keluarga dan tingkat kecemasan Ibu hamil untuk melakukan hubungan sexual selama kehamilan trimester III

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada manusia sexualitas dapat dipandang sebagai pencetus dari hubungan antara individu, dimana daya tarik rohaniah dan badaniah atau psikofisik menjadi dasar kehidupan bersama antara 2 insan manusia (Hanifa Wiknjosastro, 1999:589). Menurut A. Maslow dikutip oleh Soekidjo Notoatmodjo (2003:500, mengemukakan bahwa kebutuhan manusia terdiri dari 5 tingkat, yaitu kebutuhan fisik, keamanan, pengalaman dari orang lain, harga diri dan perwujudan diri. Maslow juga mengungkapkan bahwa kebutuhan manusia yang paling dasar harus terpenuhi dahulu sebelum seseorang mampu mencapai kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya. Salah satu dari kebutuhan fisik atau kebutuhan yang paling dasar tersebut adalah sexual. Kebutuhan sexual juga harus diperhatikan bagaimana cara pemenuhannya seperti halnya dengan kebutuhan fisik lainnya, meskipun seseorang dalam keadaan hamil. 1 Walaupun sebenarnya sexual

gambaran pengetahuan keluarga dalam perawatan pasien gangguan jiwa Skizofrenia di URJ Psikiatri

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di Negara maju, modern dan industri keempat masalah kesehatan utama tersebut adalah penyakit degeneratif, kanker, gangguan jiwa, dan kecelakaan. Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung namun beratnya gangguan tersebut dalam arti ketidakmampuan serta identitas secara individu maupun kelompok akan menghambat pembangunan, karena mereka tidak produktif dan tidak efisien (Dadang Hawari, 2001 : ix ). Gangguan jiwa Skizofrenia tidak terjadi dengan sendirinya begitu saja akan tetapi banyak faktor yang menyebabkan terjadinya gejala Skizofrenia . Berbagai penelitian telah banyak dalam teori biologi dan berfokus pada penyebab Skizofrenia yaitu faktor genetik, faktor neurotomi dan neurokimia atau struktur dan fungsi otak serta imunovirologi atau respon tubuh terhadap perjalanan suatu virus (Sheila L Videbec

gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan dan minuman yang paling sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret Lowson, 2003). Sejak awal kelahirannya sampai bayi berusia 6 bulan, ASI merupakan sumber nutrisi utama bayi. Komposisi ASI sempurna sesuai kebutuhan bayi sehingga walaupun hanya mendapatkan ASI dibeberapa bulan kehidupannya, bayi bisa tumbuh optimal. ASI sangat bermanfaat untuk kekebalan tubuh bayi karena didalamnya terdapat zat yang sangat penting yang sudah terbukti melawan berbagai macam infeksi, seperti ISPA, peradangan telinga, infeksi dalam darah dan sebagainya. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) merupakan makanan lain yang selain ASI. Makanan ini dapat berupa makan yang disiapkan secara khusus atau makanan keluarga yang dimodifikasi (Lilian Juwono: 2003). Pada umur 0-6 bulan, bayi tidak membutuhkan makanan atau minuman selain ASI. Artinya bayi hanya memperoleh susu ibu tanpa tambahan cairan lain,