Skip to main content

gambaran pengetahuan pasien tentang perawatan luka Post Operasi Fraktur Ekstrimitas

ABSTRAK


Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menyebabkan kecanggihan alat transportasi yang salah satu dampak negatifnya adalah kecelakaan yang bisa menyebabkan Fraktur atau patah tulang. Fraktur memerlukan tindakan konservatif maupun operatif. Untuk tindakan operatif perlu dilakukan perawatan luka. Sering dijumpai pasien Post Operasi Fraktur yang menolak dilakukan perawatan luka. Masalah penelitian ini adalah adanya pasien Post Operasi Fraktur Ekstrimitas yang merasa takut dilakukan perawatan luka. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya gambaran pengetahuan pasien tentang perawatan luka Post Operasi Fraktur Ekstrimitas.

Desain penelitian yang digunakan adalah Deskriptif dengan Consecutive Sampling. Populasinya adalah keseluruhan pasien Post Operasi Fraktur Ekstrimitas. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pasien Post Operasi Fraktur Ekstrimitas yang dilakukan perawatan luka sebanyak 20 orang. Variabel yang digunakan adalah pengetahuan pasien tentang perawatan luka. Tekhnik pengumpulan data dengan lembar kuesioner.

Hasil penelitian menunjukkan dari 20 responden sebanyak 16 responden (80%) mempunyai pengetahuan yang baik tentang perawatan luka Post Operasi Fraktur Ekstrimitas dan 4 responden (20%) mempunyai pengetahuan sedang tentang perawatan luka.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah hampir seluruhnya responden mempunyai pengetahuan yang baik tentang perawatan luka Post Operasi Fraktur Ekstrimitas. Rekomendasi penelitian ini adalah untuk pasien Post Operasi Fraktur Ekstrimitas agar bersedia dilakukan perawatan luka. Oleh karena itu pengetahuan tentang perawatan luka sangat diperlukan untuk menghindari komplikasi yang tidak diinginkan seperti Infeksi dan Sepsis.


Kata Kunci: Pengetahuan, perawatan luka, Post Operasi Fraktur Ekstrimitas

ABSTRACT


Progress of Science and Technology (Science & Technology) the sophistication of means of transportation one of the negative impact is that the accident can cause broken bones or Fraktur. Fraktur need action and conservative operatif. For action operatif wound care needs to be done. Post often found in patients who refused to be Fraktur wound care. Problems of this research is the Post Production Fraktur patients who are afraid Ekstrimitas conducted wound care. Goal of this research is knowing the patient's description of wound care Ekstrimitas Post Production Fraktur.


Research design is used with Descriptive Consecutive Sampling. Overall patient population is Fraktur Ekstrimitas Post Production. The sample in this research is part of the patient Fraktur Post Production Ekstrimitas the treatment of 20 injured people. Variables used are the patient knowledge about wound care. Tekhnik data collection sheet with the questionnaire.


Results from the research shows as many as 20 respondents 16 respondents (80%) have knowledge of good wound care about Post Production Fraktur Ekstrimitas and 4 respondents (20%) currently have any knowledge about wound care.
Conclusion of this research is almost entirely the respondents have a good knowledge of wound care Ekstrimitas Post Production Fraktur. Recommendations of this research is to patients Post Production Fraktur Ekstrimitas that are willing to do wound care. Therefore, the knowledge of wound care is necessary to avoid unwanted complications such as infections and Sepsis.



Keywords: Knowledge, wound care, Post Production Fraktur Ekstrimitas

Comments

Popular posts from this blog

Hubungan antara peran keluarga dan tingkat kecemasan Ibu hamil untuk melakukan hubungan sexual selama kehamilan trimester III

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada manusia sexualitas dapat dipandang sebagai pencetus dari hubungan antara individu, dimana daya tarik rohaniah dan badaniah atau psikofisik menjadi dasar kehidupan bersama antara 2 insan manusia (Hanifa Wiknjosastro, 1999:589). Menurut A. Maslow dikutip oleh Soekidjo Notoatmodjo (2003:500, mengemukakan bahwa kebutuhan manusia terdiri dari 5 tingkat, yaitu kebutuhan fisik, keamanan, pengalaman dari orang lain, harga diri dan perwujudan diri. Maslow juga mengungkapkan bahwa kebutuhan manusia yang paling dasar harus terpenuhi dahulu sebelum seseorang mampu mencapai kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya. Salah satu dari kebutuhan fisik atau kebutuhan yang paling dasar tersebut adalah sexual. Kebutuhan sexual juga harus diperhatikan bagaimana cara pemenuhannya seperti halnya dengan kebutuhan fisik lainnya, meskipun seseorang dalam keadaan hamil. 1 Walaupun sebenarnya sexual

gambaran pengetahuan keluarga dalam perawatan pasien gangguan jiwa Skizofrenia di URJ Psikiatri

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di Negara maju, modern dan industri keempat masalah kesehatan utama tersebut adalah penyakit degeneratif, kanker, gangguan jiwa, dan kecelakaan. Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung namun beratnya gangguan tersebut dalam arti ketidakmampuan serta identitas secara individu maupun kelompok akan menghambat pembangunan, karena mereka tidak produktif dan tidak efisien (Dadang Hawari, 2001 : ix ). Gangguan jiwa Skizofrenia tidak terjadi dengan sendirinya begitu saja akan tetapi banyak faktor yang menyebabkan terjadinya gejala Skizofrenia . Berbagai penelitian telah banyak dalam teori biologi dan berfokus pada penyebab Skizofrenia yaitu faktor genetik, faktor neurotomi dan neurokimia atau struktur dan fungsi otak serta imunovirologi atau respon tubuh terhadap perjalanan suatu virus (Sheila L Videbec

gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan dan minuman yang paling sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret Lowson, 2003). Sejak awal kelahirannya sampai bayi berusia 6 bulan, ASI merupakan sumber nutrisi utama bayi. Komposisi ASI sempurna sesuai kebutuhan bayi sehingga walaupun hanya mendapatkan ASI dibeberapa bulan kehidupannya, bayi bisa tumbuh optimal. ASI sangat bermanfaat untuk kekebalan tubuh bayi karena didalamnya terdapat zat yang sangat penting yang sudah terbukti melawan berbagai macam infeksi, seperti ISPA, peradangan telinga, infeksi dalam darah dan sebagainya. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) merupakan makanan lain yang selain ASI. Makanan ini dapat berupa makan yang disiapkan secara khusus atau makanan keluarga yang dimodifikasi (Lilian Juwono: 2003). Pada umur 0-6 bulan, bayi tidak membutuhkan makanan atau minuman selain ASI. Artinya bayi hanya memperoleh susu ibu tanpa tambahan cairan lain,