Skip to main content

STUDI PERAN KELUARGA DALAM MENJAGA PERSONAL HYGIENE ANAK DENGAN PENYAKIT KULIT DERMATITIS ATOPIK DI DESA KEPUDI BENER KEC.



ABSTRAK


Dermatits Atopik merupakan salah satu dari bentuk ekzima karakteristiknya adalah ada rasa gatal, eritem dan ada perubahan histologik dengan sel radang yang bulat, dan ada edema epidermal spongiotik. Faktor yang mungkin menyebabkan masalah antara lain personal hygiene, pengetahuan, lingkungan dan peran keluarga.

Dari data di Puskesmas tercatat 276 pasien atau 4,5%, untuk anak usia 1-4 tahun, yang terdiri dari pasien lama 163 pasien atau 59,1% dan pasien baru 113 atau 40,9%, masalah dalam penelitian ini adalah masih banyak anak yang terkena penyakit kulit dermatitis atopik yang kurang dalam personal hygiene. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran peran keluarga dalam menjaga personal hygiene anak dengan penyakit kulit dermatitis atopik. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Populasinya adalah seluruh keluarga yang terkena penyakit kulit dermatitis atopik di Desa Kepudi Bener Kec Turi KabLamongan yang memenuhi kreteria inklusi sejumlah 20 keluarga, teknik sampling menggunakan porpusive sampling, pengumpulan data di lakukan dengan menggunakan kuesioner tertutup, data yang terkumpul di analisa secara diskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 14 keluarga atau 70,0% berperan sedang dan 6 keluarga atau 30,0% berperan baik dalam menjaga personal hygiene anak. kesimpulan penelitian ini adalah sebagian besar memiliki peran keluarga sedang dalam menjaga personal hygiene anak dengan penyakit kulit dermatitis atopik sehingga diperlukan penyuluhan dan meningkatkan peran keluarga itu sendiri.


Kata kunci: peran keluarga, personal hygiene, dermatitis atopik.


Comments

Popular posts from this blog

Hubungan antara peran keluarga dan tingkat kecemasan Ibu hamil untuk melakukan hubungan sexual selama kehamilan trimester III

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada manusia sexualitas dapat dipandang sebagai pencetus dari hubungan antara individu, dimana daya tarik rohaniah dan badaniah atau psikofisik menjadi dasar kehidupan bersama antara 2 insan manusia (Hanifa Wiknjosastro, 1999:589). Menurut A. Maslow dikutip oleh Soekidjo Notoatmodjo (2003:500, mengemukakan bahwa kebutuhan manusia terdiri dari 5 tingkat, yaitu kebutuhan fisik, keamanan, pengalaman dari orang lain, harga diri dan perwujudan diri. Maslow juga mengungkapkan bahwa kebutuhan manusia yang paling dasar harus terpenuhi dahulu sebelum seseorang mampu mencapai kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya. Salah satu dari kebutuhan fisik atau kebutuhan yang paling dasar tersebut adalah sexual. Kebutuhan sexual juga harus diperhatikan bagaimana cara pemenuhannya seperti halnya dengan kebutuhan fisik lainnya, meskipun seseorang dalam keadaan hamil. 1 Walaupun sebenarnya sexual

gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan dan minuman yang paling sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret Lowson, 2003). Sejak awal kelahirannya sampai bayi berusia 6 bulan, ASI merupakan sumber nutrisi utama bayi. Komposisi ASI sempurna sesuai kebutuhan bayi sehingga walaupun hanya mendapatkan ASI dibeberapa bulan kehidupannya, bayi bisa tumbuh optimal. ASI sangat bermanfaat untuk kekebalan tubuh bayi karena didalamnya terdapat zat yang sangat penting yang sudah terbukti melawan berbagai macam infeksi, seperti ISPA, peradangan telinga, infeksi dalam darah dan sebagainya. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) merupakan makanan lain yang selain ASI. Makanan ini dapat berupa makan yang disiapkan secara khusus atau makanan keluarga yang dimodifikasi (Lilian Juwono: 2003). Pada umur 0-6 bulan, bayi tidak membutuhkan makanan atau minuman selain ASI. Artinya bayi hanya memperoleh susu ibu tanpa tambahan cairan lain,

gambaran pengetahuan keluarga dalam perawatan pasien gangguan jiwa Skizofrenia di URJ Psikiatri

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di Negara maju, modern dan industri keempat masalah kesehatan utama tersebut adalah penyakit degeneratif, kanker, gangguan jiwa, dan kecelakaan. Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung namun beratnya gangguan tersebut dalam arti ketidakmampuan serta identitas secara individu maupun kelompok akan menghambat pembangunan, karena mereka tidak produktif dan tidak efisien (Dadang Hawari, 2001 : ix ). Gangguan jiwa Skizofrenia tidak terjadi dengan sendirinya begitu saja akan tetapi banyak faktor yang menyebabkan terjadinya gejala Skizofrenia . Berbagai penelitian telah banyak dalam teori biologi dan berfokus pada penyebab Skizofrenia yaitu faktor genetik, faktor neurotomi dan neurokimia atau struktur dan fungsi otak serta imunovirologi atau respon tubuh terhadap perjalanan suatu virus (Sheila L Videbec