Skip to main content

GAMBARAN PERAN PERAWAT SEBAGAI PENDIDIK (EDUCATOR) PADA PENDERITA STROKE DI RUANG TERATAI, ICU DAN POLI SARAF RSUD DR.


Abstrak


Stroke merupakan penyakit nomor tiga di Indonesia yang mematikan setelah jantung dan kanker. Bahkan saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah stroke terbesar di Asia, Stroke banyak terjadi terutama pada penderita diatas usia 50 tahun. Dari data RSUD Dr. S pada tahun 2008 sebanyak 1218 penderita, dan pada data tahun 2009 terdapat 1356 penderita, jadi dari tahun 2008 sampai 2009 terdapat peningkatan 11% penderita stroke. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Gambaran Peran Perawat Sebagai Pendidik (Educator) Pada Penderita Stroke di Ruang Teratai, ICU dan Poli saraf RSUD Dr.Soegiri Lamongan.

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif, dengan sampel sebanyak 30 responden. Teknik pengambilan sampling adalah sampling jenuh. Pengumpulan data dengan kuesioner tertutup. Pengolahan data dan analisa data dengan editing, scoring, coding, tabulasi dan disajikan dalam bentuk narasi kemudian dilakukan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dari 30 responden didapatkan hampir seluruhnya responden yaitu 26 perawat atau 86,7% memiliki peran yang baik dalam memberikan pendidikan pada penderita stroke. Diketahui juga bahwa sebagian kecil responden yaitu 4 orang atau 13,3% memiliki peran yang sedang dalam memberikan pendidikan pada penderita stroke.

Kesimpulan dalam penelitian ini hampir seluruh perawat memiliki peran yang baik dalam memberikan pendidikan pada penderita stroke. Rujukan dalam penelitian ini perawat harus memberikan informasi dan pendidikan kesehatan kepada penderita stroke dengan baik dan lebih kooperatif dalam tindakan keperawatan.


Kata kunci : peran perwat , pendidik (educator), stroke

Comments

Popular posts from this blog

Hubungan antara peran keluarga dan tingkat kecemasan Ibu hamil untuk melakukan hubungan sexual selama kehamilan trimester III

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada manusia sexualitas dapat dipandang sebagai pencetus dari hubungan antara individu, dimana daya tarik rohaniah dan badaniah atau psikofisik menjadi dasar kehidupan bersama antara 2 insan manusia (Hanifa Wiknjosastro, 1999:589). Menurut A. Maslow dikutip oleh Soekidjo Notoatmodjo (2003:500, mengemukakan bahwa kebutuhan manusia terdiri dari 5 tingkat, yaitu kebutuhan fisik, keamanan, pengalaman dari orang lain, harga diri dan perwujudan diri. Maslow juga mengungkapkan bahwa kebutuhan manusia yang paling dasar harus terpenuhi dahulu sebelum seseorang mampu mencapai kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya. Salah satu dari kebutuhan fisik atau kebutuhan yang paling dasar tersebut adalah sexual. Kebutuhan sexual juga harus diperhatikan bagaimana cara pemenuhannya seperti halnya dengan kebutuhan fisik lainnya, meskipun seseorang dalam keadaan hamil. 1 Walaupun sebenarnya sexual

gambaran pengetahuan keluarga dalam perawatan pasien gangguan jiwa Skizofrenia di URJ Psikiatri

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di Negara maju, modern dan industri keempat masalah kesehatan utama tersebut adalah penyakit degeneratif, kanker, gangguan jiwa, dan kecelakaan. Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung namun beratnya gangguan tersebut dalam arti ketidakmampuan serta identitas secara individu maupun kelompok akan menghambat pembangunan, karena mereka tidak produktif dan tidak efisien (Dadang Hawari, 2001 : ix ). Gangguan jiwa Skizofrenia tidak terjadi dengan sendirinya begitu saja akan tetapi banyak faktor yang menyebabkan terjadinya gejala Skizofrenia . Berbagai penelitian telah banyak dalam teori biologi dan berfokus pada penyebab Skizofrenia yaitu faktor genetik, faktor neurotomi dan neurokimia atau struktur dan fungsi otak serta imunovirologi atau respon tubuh terhadap perjalanan suatu virus (Sheila L Videbec

gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan dan minuman yang paling sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret Lowson, 2003). Sejak awal kelahirannya sampai bayi berusia 6 bulan, ASI merupakan sumber nutrisi utama bayi. Komposisi ASI sempurna sesuai kebutuhan bayi sehingga walaupun hanya mendapatkan ASI dibeberapa bulan kehidupannya, bayi bisa tumbuh optimal. ASI sangat bermanfaat untuk kekebalan tubuh bayi karena didalamnya terdapat zat yang sangat penting yang sudah terbukti melawan berbagai macam infeksi, seperti ISPA, peradangan telinga, infeksi dalam darah dan sebagainya. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) merupakan makanan lain yang selain ASI. Makanan ini dapat berupa makan yang disiapkan secara khusus atau makanan keluarga yang dimodifikasi (Lilian Juwono: 2003). Pada umur 0-6 bulan, bayi tidak membutuhkan makanan atau minuman selain ASI. Artinya bayi hanya memperoleh susu ibu tanpa tambahan cairan lain,