Skip to main content

GAMBARAN PENGETAHUAN PENDERITA DIABETES MILITUS

TENTANG KOMPLIKASI GANGREN DI URJ BEDAH

RSUD Dr. S


ABSTRAK


Diabetes militus dikenal sebagai suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah mempunyai kadar yang tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara utuh, gangren sendiri terjadi Oleh karena Angiopati, Neuropati perifir, Sumbatan pembuluh darah Nutrisi, Oksigen, obat-obatan tidak sampai ke perifer kebutuhan AB dosis meningkat, dan obat anti pembekuan darah. Di URJ Bedah RSUD Dr. So. Pada Januari 2010 dari 99 pengunjung, terdapat 27 (16%) pasien diabetes militus terkena komplikasi gangren Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan penderita diabetes militus tentang komplikasi gangren di URJ Bedah RSUD Dr. Soegiri Lamongan.

Desain penilitian menggunakan desain diskriptif, Populasi adalah semua penderita diabetes militus yang di URJ Bedah Dr. Soegiri Lamongan sebesar 25 responden, mulai bulan April sampai dengan Mei 2010 dengan besar sampel 25 orang. Tehnik sampling menggunakan tehnik Total sampling dan Variabel yang digunakan adalah variabel tunggal, Sub variabel: Pengertian, klasifikasi, pencegahan, perawatan dan diit, proses pengumpulan data yaitu menggunakan lembar kuesioner, dengan menggunakan uji proporsi kemudian data di kumpulkan Pengolahan data dan analisa data, editing, coding, tabulating, scoring. Setelah itu di persentase kemudian di narasi.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa hampir seluruhnya penderita diabetes militus mempunyai pengetahuan cukup tentang komplikasi gangren yaitu 20 pasien (84,0%).

Rujukan dari peilitian ini untuk meningkatkan dalam upaya yang dapat dilakukan dengan cara penyuluhan dan pamflet dimana masing-masing tenaga kesehatan mempunyai peranan yang saling menunjang dalam memberikan penyuluhan pada penderita diabetes militus tentang petunjuk pencegahan kaki diabetik atau gangren.


Kata Kunci : Diabetes Militus, Gangren

Comments

Popular posts from this blog

Hubungan antara peran keluarga dan tingkat kecemasan Ibu hamil untuk melakukan hubungan sexual selama kehamilan trimester III

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada manusia sexualitas dapat dipandang sebagai pencetus dari hubungan antara individu, dimana daya tarik rohaniah dan badaniah atau psikofisik menjadi dasar kehidupan bersama antara 2 insan manusia (Hanifa Wiknjosastro, 1999:589). Menurut A. Maslow dikutip oleh Soekidjo Notoatmodjo (2003:500, mengemukakan bahwa kebutuhan manusia terdiri dari 5 tingkat, yaitu kebutuhan fisik, keamanan, pengalaman dari orang lain, harga diri dan perwujudan diri. Maslow juga mengungkapkan bahwa kebutuhan manusia yang paling dasar harus terpenuhi dahulu sebelum seseorang mampu mencapai kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya. Salah satu dari kebutuhan fisik atau kebutuhan yang paling dasar tersebut adalah sexual. Kebutuhan sexual juga harus diperhatikan bagaimana cara pemenuhannya seperti halnya dengan kebutuhan fisik lainnya, meskipun seseorang dalam keadaan hamil. 1 Walaupun sebenarnya sexual

gambaran pengetahuan keluarga dalam perawatan pasien gangguan jiwa Skizofrenia di URJ Psikiatri

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di Negara maju, modern dan industri keempat masalah kesehatan utama tersebut adalah penyakit degeneratif, kanker, gangguan jiwa, dan kecelakaan. Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung namun beratnya gangguan tersebut dalam arti ketidakmampuan serta identitas secara individu maupun kelompok akan menghambat pembangunan, karena mereka tidak produktif dan tidak efisien (Dadang Hawari, 2001 : ix ). Gangguan jiwa Skizofrenia tidak terjadi dengan sendirinya begitu saja akan tetapi banyak faktor yang menyebabkan terjadinya gejala Skizofrenia . Berbagai penelitian telah banyak dalam teori biologi dan berfokus pada penyebab Skizofrenia yaitu faktor genetik, faktor neurotomi dan neurokimia atau struktur dan fungsi otak serta imunovirologi atau respon tubuh terhadap perjalanan suatu virus (Sheila L Videbec

gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan dan minuman yang paling sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret Lowson, 2003). Sejak awal kelahirannya sampai bayi berusia 6 bulan, ASI merupakan sumber nutrisi utama bayi. Komposisi ASI sempurna sesuai kebutuhan bayi sehingga walaupun hanya mendapatkan ASI dibeberapa bulan kehidupannya, bayi bisa tumbuh optimal. ASI sangat bermanfaat untuk kekebalan tubuh bayi karena didalamnya terdapat zat yang sangat penting yang sudah terbukti melawan berbagai macam infeksi, seperti ISPA, peradangan telinga, infeksi dalam darah dan sebagainya. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) merupakan makanan lain yang selain ASI. Makanan ini dapat berupa makan yang disiapkan secara khusus atau makanan keluarga yang dimodifikasi (Lilian Juwono: 2003). Pada umur 0-6 bulan, bayi tidak membutuhkan makanan atau minuman selain ASI. Artinya bayi hanya memperoleh susu ibu tanpa tambahan cairan lain,