Skip to main content

GAMBARAN PERILAKU KELUARGA BERKAITAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA PLOSO MBUDEN KECAMATAN DEKET KABUPATEN

BAB 1


PENDAHULUAN


    1. Latar Belakang

Demam berdarah dengue atau DBD merupakan penyakit yang saat ini terus mewabah di masyarakat. Mengingat perubahan musim yaitu musim penghujan yang terus-menerus hingga terjadinya banjir, biasanya wabah demam berdarah meningkat bisa juga sebagai Kejadian Luar Biasa yang disingkat dengan KLB, baik itu anak-anak maupun orang dewasa dapat diserang penyakit ini, disamping itu dari manusianya atau perilaku masyarakat sendiri yang mempunyai perilaku negatif atau kurang tanggap terhadap keadaan lingkungan sekitarnya, misalnya daerah tersebut merupakan area pertambakan yang mana selalu ada genangan airnya jika tidak diambil tindakan segera untuk mencegah timbulnya jentik nyamuk penyebab penyakit demam berdarah, maka kemungkinan terjadinya kasus akan terus meningkat, dilingkungan masyarakat terutama pada musim penghujan sering kali ditemukan sampah plastik yang ada genangan air, hal itu tidak terjangkau oleh pikiran manusia bahwasanya itu merupakan tempat termudah untuk menimbulkan suatu penyakit yaitu demam berdarah. Kadang kala manusia masih teledor dan mengaggap remeh kejadian diatas dan tidak memikirkan akibat selanjutnya, baik itu terhadap diri dan lingkungan sekitarnya maupun orang lain.

Penyakit demam berdarah kini sangat ditakuti oleh masyarakat karena penyakit ini dapat mengakibatkan kefatalan jika tidak ditangani dengan segera yaitu kematian sebagaimana dalam laporan Dinas Kesehatan pada tahun 2005 didapat penderita 691 orang atau Inciden Rate 5,69 % dengan angka kematian atau case fatal rate (CFR) 1,16 % atau 8 orang dan tahun 2006 didapat penderita 894 orang atau Inciden Rate 7,19 % dengan angka kematian atau CFR 1,57 % atau 14 orang. Sedangkan untuk tahun 2007 penderita demam berdarah dari bulan januari sampai dengan maret didapatkan penderita 690 orang atau 5,55 % dengan angka kematian atau CFR 1,30 % atau 9 orang.

Dan pada laporan Puskesmas Deket tahun 2006 jumlah penderita demam berdarah 38 orang atau 9,27 % dengan angka kematian atau CFR 2,6 % atau 1 orang. Sedangkan tahun 2007 penderita demam berdarah dari bulan januari sampai dengan maret sebanyak 22 orang.

Sedangkan dari survey awal yang dilakukan pada tanggal 4 maret sampai 8 maret 2007 di desa Ploso mbuden dilaporkan warga terdapat 10 penderita DBD dan dari 15 responden termasuk diantara penderita tersebut, didapatkan 9 orang atau 60% warga yang kurang mengerti akan penyebab terjadinya penyakit demam berdarah dan pencegahannya. Serta 12 rumah atau 80% rumah warga yang terlihat kumuh dengan adanya sampah-sampah plastik dan botol-botol bekas yang terdapat genangan airnya, selokan disekitar rumah yang tersumbat. Setiap rumah terdapat kolam besar yang digunakan warga tempat penampungan ikan sekaligus dipakai untuk mandi, yang warna airnya hijau keruh, adapun daerah ini sebagian besar merupakan daerah pertambakan.

Comments

Popular posts from this blog

Hubungan antara peran keluarga dan tingkat kecemasan Ibu hamil untuk melakukan hubungan sexual selama kehamilan trimester III

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada manusia sexualitas dapat dipandang sebagai pencetus dari hubungan antara individu, dimana daya tarik rohaniah dan badaniah atau psikofisik menjadi dasar kehidupan bersama antara 2 insan manusia (Hanifa Wiknjosastro, 1999:589). Menurut A. Maslow dikutip oleh Soekidjo Notoatmodjo (2003:500, mengemukakan bahwa kebutuhan manusia terdiri dari 5 tingkat, yaitu kebutuhan fisik, keamanan, pengalaman dari orang lain, harga diri dan perwujudan diri. Maslow juga mengungkapkan bahwa kebutuhan manusia yang paling dasar harus terpenuhi dahulu sebelum seseorang mampu mencapai kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya. Salah satu dari kebutuhan fisik atau kebutuhan yang paling dasar tersebut adalah sexual. Kebutuhan sexual juga harus diperhatikan bagaimana cara pemenuhannya seperti halnya dengan kebutuhan fisik lainnya, meskipun seseorang dalam keadaan hamil. 1 Walaupun sebenarnya sexual

gambaran pengetahuan keluarga dalam perawatan pasien gangguan jiwa Skizofrenia di URJ Psikiatri

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di Negara maju, modern dan industri keempat masalah kesehatan utama tersebut adalah penyakit degeneratif, kanker, gangguan jiwa, dan kecelakaan. Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung namun beratnya gangguan tersebut dalam arti ketidakmampuan serta identitas secara individu maupun kelompok akan menghambat pembangunan, karena mereka tidak produktif dan tidak efisien (Dadang Hawari, 2001 : ix ). Gangguan jiwa Skizofrenia tidak terjadi dengan sendirinya begitu saja akan tetapi banyak faktor yang menyebabkan terjadinya gejala Skizofrenia . Berbagai penelitian telah banyak dalam teori biologi dan berfokus pada penyebab Skizofrenia yaitu faktor genetik, faktor neurotomi dan neurokimia atau struktur dan fungsi otak serta imunovirologi atau respon tubuh terhadap perjalanan suatu virus (Sheila L Videbec

gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan dan minuman yang paling sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret Lowson, 2003). Sejak awal kelahirannya sampai bayi berusia 6 bulan, ASI merupakan sumber nutrisi utama bayi. Komposisi ASI sempurna sesuai kebutuhan bayi sehingga walaupun hanya mendapatkan ASI dibeberapa bulan kehidupannya, bayi bisa tumbuh optimal. ASI sangat bermanfaat untuk kekebalan tubuh bayi karena didalamnya terdapat zat yang sangat penting yang sudah terbukti melawan berbagai macam infeksi, seperti ISPA, peradangan telinga, infeksi dalam darah dan sebagainya. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) merupakan makanan lain yang selain ASI. Makanan ini dapat berupa makan yang disiapkan secara khusus atau makanan keluarga yang dimodifikasi (Lilian Juwono: 2003). Pada umur 0-6 bulan, bayi tidak membutuhkan makanan atau minuman selain ASI. Artinya bayi hanya memperoleh susu ibu tanpa tambahan cairan lain,